JAKARTA – Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo
tengah serius mempercepat pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Untuk itu, ia juga mempercepat teknis kerjasama dengan Badan Urusan
Logistik (BULOG) dan Bank Negara Indonesia (BNI), untuk turut membantu
berdayakan BUMDes.
“Desa maju yang infrastruktur
dasarnya sudah terpenuhi, kita arahkan untuk pengembangan BUMDes. Cuma
formatnya seperti apa, BUMDEs ini intinya adalah smallholding di level
desa,” ujarnya, saat menerima kunjungan satuan kerja BULOG dan BNI, di
Kantor Kemendesa PDTT Kalibata Jakarta, Selasa (9/8), malam.
Menteri Eko mengatakan, dana desa
yang dialokasikan berkisar Rp600-700 juta setiap desa, bisa dimanfaatkan
untuk bekerjasama dengan BNI untuk mendirikan satu badan usaha mikro.
Selanjutnya, desa juga bisa bekerjasama dengan BULOG terkait pengadaan
sarana pasca panen.
“Problem di Indonesia untuk sektor
industri sudah cukup bagus, walaupun masih ada room untuk pengembangan.
Tetapi ketersediaan pasca panen kita masih belum ada. Jadi kita akan
buat unit pasca panen yang soft di level desa. Yang bisa jadi rekanan
BULOG mungkin seperti beras,” ujar Menteri Eko.
Menteri Eko melanjutkan, untuk
mengembangkan produk-produk desa, hal yang bisa dilakukan menerapkan one
village one product (satu desa satu produk unggulan). Selain dapat
menarik perhatian investor dan konsumen, sistem ini juga dipercaya mampu
memperpendek rantai distribusi.
“Di desa-desa kita ini satu desa
komoditinya macam-macam dan sakalanya kecil-kecil, tidak ada economic of
skill. Sehingga program one village one product, bila perlu 10 village
one product, nantinya bisa menarik investor untuk juga membantu sarana
pasca panen. Kementerian Koperasi dan UMKM juga akan membantu untuk
sarana pasca panen ini,” ujarnya.
Senada dengan hal tersebut,
Direktur Utama BULOG, Djarot Kusumayakti mengatakan, setiap kawasan desa
memiliki hasil produksi pertanian berbeda seperti beras, jagung, dan
kedelai. Dalam hal ini, BULOG akan menyiapkan sarana pasca panen untuk
menampung hasil sawah.
“Tapi masalahnya, apa yang
dihasilkan sawah belum memenuhi standar simpan karena pengeringan tidka
sempurna. Sehingga, kami ingin BULOG berperan mulai dari drying
(pengeringan) dan gudang penyimpanan,” ujarnya.
Djarot melanjutkan, melalui Bung
Ganesa (Lumbung Pangan Desa Kita) gabah yang melimpah akan digiling dan
diproduksi. BUMDes dalam hal ini, akan dimanfaatkan untuk
mendistribusikan hasil pertanian warga setempat.
“Selain itu melalui lumbung pangan
desa ini, BUMDes juga bisa mendatangkan kebutuhan masyarakat lainnya
yang tidak tersedia di desa,” jelasnya.
Di samping itu, Wakil Direktur
Utama BNI, Suprajarto juga mengatakan, BNI akan selalu konsisten dalam
membantu pengembangan BUMDes. Salah satu yang dilakukan adalah dengan
memanfaatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR).
“Kami (BNI) juga sudah mendesain bagaimana BUMDes menjadi satu unit usaha yang bisa berkembang di desa-desa,” ujarnya.
FOTO:
Menteri Desa PDTT Eko
Putro Sandjojo menerima kunjungan dan audiensi dengan Direktur Utama
BULOG, Djarot Kusumayakti dan Wakil direktur utama BNI Suprajarto
membahas mengenai peningkatan ekonomi perdesaan melalui BUMDes di Kantor
Kemendesa PDTT pada Selasa, (9/08/16) malam.
Sumber: http://www.kemendesa.go.id/view/detil/1836/serius-garap-bumdes-mendes-kebut-kerjasama-bulog-dan-bni
0 comments